Sore itu seperti jodoh, ketika sedang jalan
mau pulang lewat FPTK saya melihat dua orang terlihat sedang menghitung daun
jatuh. Mereka hanya duduk berdua tanpa bicara. Kemudian saya sapa mereka,
ternyata mereka sedang meratapi sesuatu yang menjadi problematika mahasiswa
tingkat akhir. Ah saya tak perlu menyebutnya, kalian pasti sudah tahu.
Ok, karena merasakah hal yang sama. Saya
pun join, ikutan duduk ngitungin daun. Sesekali dari kita mengeluarkan jeritan
hati melalui kata-kata yang terucap lirih dan pedih. Seperti kalimat-kalimat
seperti ini:
Kenapa
harus ada skripsi?
Padahal
endingnya nanti bakal tidak berguna disimpan di gudang perpustakaan.
Tak
jarang yang bikinnya asal copas aja dari internet.
Kenapa
engga diganti jadi tugas memecahkan masalah yang ada di masyarakat secara
kelompok? Kan lebih bermanfaat.
Skripsi
itu berat, kan gak semua orang sehat. Kalo akhirnya gantung diri gimana?
Sungguh menyayat hati.
Lalu setelah selesai menghitung daun yang diiringi
dengan jeritan hati, kita pun merasakan hal yang lain. Sebuah rasa yang selalu
hinggap, rasa lapar. Kita bersama ke kedai utama kalo kalian anak upoy pasti
tahu. Terus kita makan dan kenyang. Lol. Cukup sekiaaaaaan.
Komentar
Posting Komentar