Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Cerita Berislam dan Menutup Aurat

Alhamdulillah saya sudah belajar menggunakan sebuah kain penutup kepala wanita ini sejak kecil. Awal pertamakali saya memakainya mungkin ketika hari raya idul fitri. Saya tak ingat itu usia berapa, yang jelas waktu kecil setiap Iedul Fitri orangtua saya pasti membelikan pakaian muslimah. Dari setiap tahun itu kemudian jadi koleksi. Kemudian sekitar usia 6 tahun, saya mulai belajar ilmu agama alias ngaji. Tempat ngaji pertama yaitu di rumah tetangga, kebetulan beliau mau membagikan ilmunya kepada anak-anak. Oiya, tetangga saya itu sekarang sudah wafat. Namun, Insha Allah ilmunya tetap mengalir hingga hari ini. Masih teringat jelas do’a yang diajarkan kala itu, sebuah do’a yang selalu dilantunkan seusai sholah. Do’a untuk kedua orang tua, “Rabbigfirli Waliwa lidaya warhamhuma kama robbaya nisogiro” Sekitar SD entah kelas berapa, saya berpindah tempat mengaji. Saya mengaji di madrasah Daarul Ulum, disini saya mengaji cukup lama. Mulai dari anak-anak hingga remaja. Mulai dari m...

Mengutarakan kesalahan

Setiap hal yang terjadi dalam hidup, selalu saya jadikan material untuk membangun diri menjadi lebih baik. Seperti halnya yang sedang terjadi saat ini. Saya sadar bahwa ada seseorang yang memasuki singgasana hati ini, tanpa sempat saya cegah. Iya itu dirimu.  Saya tidak mengerti, bagaimana bisa tbtb kau ada dalam pikiran? Tbtb saya berkeinginan turut menjadi bagian kesuksesanmu, memanage apa yang sekiranya sulit kau kelola sendiri. Haha, saya berhayal terlalu jauh. Btw, sayangnya saya tidak sedang mengutarakan perasaan, tapi saya mengutarakan kesalahan. Ya, karena jatuh hati pada seseorang sebelum menikah itu kesalahan. Akan banyak hal-hal yang tidak baik jika mengikuti ego. Saya harus menghapusnya. Sebenarnya ini tak penting bagimu, saya yakin itu. Karena kau telah memakai kaca mata kuda dan berhati kulkas. Perasaan ini tak berarti apa-apa untukmu. Maaf telah lancang menyukaimu. Jika sempat kau baca, mohon do’anya untuk saya agar segera lupa. Saya hanya ingin mendapat ri...

Pengalaman Datang ke Job Fair

Sebelum mendapatkan pekerjaan yang sekarang, tentu saya pernah melamar kesana-kemari. Kesempatan job fair pun tidak dilewatkan. Saat itu ada dua job fair yang diselenggarakan di Bandung. Hari pelaksanaannya cukup berdekatan, lokasinya di Gedung Sabuga ITB dan Carefour Kiaracondong. Untuk yang di Sabuga itu daftar perusahaannya lebih banyak dan perusahaan besar. Namun sayang karena saya dan teman saya sedang mengurusi revisi skripsi, jadi baru bisa datangnya jam 4 sore dihari terakhir. So stand-standnya sudah pada beberes coy, mo pada balik. Ada sih satu dua stand yang masih buka, tapi ya yang ngantri udah kek pembagian sembako gratis. Wagilasih, sebegininyakah orang nyari kerja. Butuh effort yang besar. Lalu untuk yang di Carefour Kiaracondong, saya dan teman saya alias si partner job seekers datangnya lebih awal. Sehingga acaranya baru dimulai dan stand masih kumplit. Satu hal yang dikeselin dari   job fair ini yaitu tempatnya di outdoor, siang-siang terus jarak anta...

Just be You

Hallo semuanya, kali-kali saya mau bikin konten blog yang bermanfaat. Haha, sorry selama ini saya hanya nyampah Jadi kali ini saya akan coba bahas tentang beauty standard dan body positive. Pernahkah kalian tidak pd dengan badan kalian? Dengan muka kalian? Kalo saya pernah, dan sering. Jadi ceritanya dulu zaman SMP saya ini anak PASKIBRA yang doyan panas-panasan tanpa pake spf karena belum tau. Otomatis muke item gosong bin kusem. Tapi bodo amat, toh temen-temen se-paskibra juga gosong semua gak masalah. Singkat cerita saya masuk SMK dan saya sudah ngerasa jadi remaja (ciee), so saya juga mulai peduli sama muka. Mulai deh beli-beli tuh yang namanya pencuci muka, banyaknya gak cocok jadi sering eksplore. Muke udah kayak bahan percobaan aja wkwk. Karena muka saya gak rubah-rubah tetep aja kusem, malah kalo pake produk macem-macem jadinya jerawatan. Akhirnya saya menyerah, saya cukup pakai air wudhu saja hehe. Suka gak ngerti deh, sebenarnya siapa yang bikin standar...

Sidang Skripsi

28 Agustus 2018 Sebenarnya saya ingin cerita panjang lebar tentang hal yang terjadi pada hari itu. Tentang hal yang tidak akan dilupakan sepanjang hidup. Yups… SIDANG SKRIPSI. Saya hanya bisa berucap syukur tak henti-hentinya, Alhamdulillah Allah memberikan kesempatan untuk dapat menyelesaikan study S1 dengan tepat waktu, nilai yang subhanallah dan bersama tim Yamaha tentunya. Oiya, saya sedang tak bisa cerita banyak dengan tulisan, tapi saya bisa cerita lewat video blog di yutup. Kuy subscribe hehe. Ini linknya  https://www.youtube.com/watch?v=1GWOBqD5qYs

Pengalaman Kerja

Tanggal 28 Agustus bulan ini tuh rencananya saya ingin sidang dan wisuda di bulan Oktober. Rencana ya, semoga Allah meridhoi. Saya pun akan berusaha sekuat beton. Tapi saya suka dilanda kebingungan sama pertanyaan yang tetiba hadir setiap kali ngomongin lulus, yah seperti “UDAH LULUS MAU NGAPAIN?” Sumpah ya entah cuman saya yang memikirkan hal ini, atau teman-teman sekalian juga memikirkannya? Tapi kenapa ya kalo ngeliat teman in real life keknya hidupnya sejalan banget sama planingnya. Saya juga orangnya sangat bahkan teramat memplaning, sampe ada tuh kertas yang ditempel dibalik pintu yang isinya garis waktu kehidupan kek abis SMK mau ngapain, A-Z lah. Ya balik lagi itukan rencana manusia, yang menentukan kan tetap Sang Ilahi. Ada sih keinginan buat lanjut S2, bahkan pengen lanjutnya ke Jerman. Abis terkena impact dari nonton channel coolyah sih haha. Salah satu member coolyah namanya kak Putera dan dia itu kuliahnya jurusan DKV.   Mimpinya sih pengen study di kampus...

Sore bersama Amal dan Ulfah

Sore itu seperti jodoh, ketika sedang jalan mau pulang lewat FPTK saya melihat dua orang terlihat sedang menghitung daun jatuh. Mereka hanya duduk berdua tanpa bicara. Kemudian saya sapa mereka, ternyata mereka sedang meratapi sesuatu yang menjadi problematika mahasiswa tingkat akhir. Ah saya tak perlu menyebutnya, kalian pasti sudah tahu. Ok, karena merasakah hal yang sama. Saya pun join, ikutan duduk ngitungin daun. Sesekali dari kita mengeluarkan jeritan hati melalui kata-kata yang terucap lirih dan pedih. Seperti kalimat-kalimat seperti ini: Kenapa harus ada skripsi? Padahal endingnya nanti bakal tidak berguna disimpan di gudang perpustakaan. Tak jarang yang bikinnya asal copas aja dari internet. Kenapa engga diganti jadi tugas memecahkan masalah yang ada di masyarakat secara kelompok? Kan lebih bermanfaat. Skripsi itu berat, kan gak semua orang sehat. Kalo akhirnya gantung diri gimana? Sungguh menyayat hati. Lalu setelah selesai menghitung daun yang diiri...

Jaga Perkataan

Betapa Lisan itu Sangat Tajam (Cerita sebelum di acc sidang skripsi) Saya pernah bilang di postingan sebelumnya kalo saya itu suka over thinking. Bahkan saya termasuk orang yang mudah stress. Namun ada hal yang tak mau saya lakukan, yaitu menunjukkan kesedihan di depan orang lain. Sangat riskan saya mengaku kalah dengan keadaan meski sebenarnya jika sedang sendiri saya bisa menangis menjadi-jadi. So, saya punya teman, dia orangnya ekspresive. Apa yang dia rasakan akan kentara sekali. Seperti hari ini dari sejak saya datang dia sudah murung, sudah ketebak dia sedang sedih. Saya juga sedih karena akar masalah kita sama yaitu di php-in sama dosbing. Namun saya mencoba tetap biasa saja, tetap pasang senyum. Lalu ketika saya berniat untuk menyemangati, dia nyautnya apa coba? Gini,  “kamu sih enak kalo gak sidang Agustus bayar uktnya cuman 2 jutaan bisalah kamu pinjem-pinjem. Lah aku bayarnya mahal, nanti uang b...

Nyasar di Bandung #Part1 (gegara kurang fokus)

  Pagi itu saya ada agenda workshop desain grafis di Itenas, terus karena saya terlalu pagi berangkatnya jadi saya duduk-duduk wifi-an di lapang supratman sambil nunggu teman agar begitu sampai sana tidak kikuk karena sendirian. Sekitar satu jam kemudian ternyata teman saya sudah sampai dan menunggu di depan gerbang Itenas. Lalu saya pesan ojek online (ojol). Tak lama si mamang ojol pun datang, saya langsung otw ke Itenas. Saya sibuk mainan hp, ngechat teman saya supaya stay di depan gerbang jangan ninggalin karena saya gatau lokasi workshopnya di gedung mana. Saya sempat sesekali memperhatikan jalan, saya bingung kenapa mesti lewat balubur padahal itenas kan berlawanan sama jalan ini. Pikir saya mungkin macet jadi pakai jalan alternative. Singkat cerita, saya sudah sampai di depan gerbang. Saya nurut saja turun dan bilang terimakasih. Kebetulan pakai gopay jadi tak perlu mengeluarkan uang tunai. Saya langsung fokus untuk chat ke teman. Sehingga saya sampai lupa untuk m...

Curahan Hati Mahasiswa Tingkat Akhir

Tulisan ini ditulis dalam keadaan emosi tingkat dewa,  mohon maaf apabila ada kata-kata di luar kendali.  Malam ini ditemani lagu Fiersa Besari (full album tentunya), gue sedang merasa betapa sangat down. Saking downnya sorry-sorry aja kalo diksi yang gue pakai disini mungkin agak kasar atau tidak pantas. Jadi gue nulis ini disela kesibukan gue bikin skripshit yang kagak kelar-kelar. Gatau kenapa bisa sebegitu susahnya beresinnya, bawaannya pengen mainan hp saja, pengen walking blog, nonton video yutup, ngegambar (saat ini ngegambar gaada hubungannya sama judul skripsi), terus pengen bikin vlog, pengen tiduran, pengen makan, pengen tanpa skripsi. Gue ngerasa nyesel akan banyak hal yang seandainya gue lakuin lebih awal. Kalo aja gue punya mesin waktu, pengen deh balik ke semester awal. Pengen gue ikutan semester padat tiap semester, lalu ngambil KKN dan PPL duluan terus ngontrak skripsi di semester 7, terus lulus 3,5 tahun plus kumlod. Kalo aja sih. Sekarang gu...

Kirana

Sinar senja menari dibalik pepohonan Kirana sendiri dalam pikirannya "Aku jatuh cinta ketika kau bercerita  Kau bercerita tentang impianmu Tentang rencana masa depanmu Aku ingin turut ada didalamnya

Open Mindset

Belakangan ini pola pikir saya terhadap kehidupan berubah. Selama ini saya begitu keliru memang mengartikan hidup. Ternyata apa yang saya baca dan saya lihat di youtube begitu memberi impact terhadap apa yang saya lakuin di society. Seperti hal yang biasa kita lakukan ternyata salah loh. Orang-orangkan biasanya kalo ketemu seseorang, hal yang dipakai basa-basi itu soal apa yang dilihat ya, kek “Kamu gemukkan ya?” atau “Kamu sakit apa, kok kurusan?” kita seolah lupa bahwa apa yang kita ucapkan bisa saja begitu dipikirkan oleh orang lain. Contohnya saya sih, sejujurnya saya paling benci dibilang “kurusan”, ya memang saya itu kurus. Meskipun fakta seperti itu, dibilang kurusan kurang gizi atau bahkan penyakitan itu terlalu lebay dan menyakitkan. Selama ini Alhamdulillah saya baik-baik saja dengan kekurusan ini, bahkan saya bisa lari dengan kencang secepat angin haha. Benci saya dengan perkataan orang yang begitu mudahnya mengomentari tubuh orang lain. Oiya hal itu bisa j...